Selasa, 10 Mei 2016

Pengontrolan Motor DC dengan Sensor LM35 dan Arduino

Penghematan energi listrik merupakan hal yang sangat diperlukan. Dampak dari kota metropolitan salah satunya adalah kebutuhan listrik yang kian meningkat akibat banyaknya kaum urban untuk menuntut ilmu dan mencari nafkah. Untuk itu perlu adanya solusi alternatif peralatan listrik yang dapat menghemat energy.
Penggunaan peralatan listrik yang sering ditemui dalam keadaan boros pemakaian adalah kipas angin. Kerap kali sekelompok manusia melakukan aktivitas seperti belajar, rapat, dan mengadakan pertemuan di dalam ruangan selalu menyalakan kipas angin guna memperoleh kenyamanan karena suhu yang tinggi. Namun suhu di sekitar kita tidak selalu memiliki nilai yang konstan. Terkadang suhu menjadi tinggi, terkadang suhu menjadi turun. Akibat dari itu, tidak mungkin seorang manusia menyalakan dan mematikan kipas angin yang sesuai dengan suhu saat itu.  
Dari masalah diatas ,dirancang sebuah simulator yang dapat menyalakan motor dc sebagai kipas angin secara otomatis sekaligus mengatur level kecepatan putaran dari kipas angin tersebut. Alat ini dibuat menggunakan sensor LM35 sebagai pendeteksi suhu dimana nilai suhu yang terbaca akan ditampilkan pada display LCD, dan nilai tersebut adalah nilai yang terbaca dari sensor tersebut. 

DASAR TEORI
A.   Sensor Suhu LM35
        Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
        Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .

Struktur Sensor LM35

Gambar 1. Sensor Suhu LM35

Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
                                                              VLM35 = Suhu* 10 mV



Gambar 2. Skematik Rangkaian Dasar Sensor

Gambar diatas kanan adalah gambar skematik rangkaian dasar sensor suhu LM35-DZ. Rangkaian ini sangat sedeCrhana dan praktis. Vout adalah tegangan keluaran sensor yang terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad celcius. Jadi jika Vout = 530mV, maka suhu terukur adalah 53 derajad Celcius.Dan jika Vout = 320mV, maka suhu terukur adalah 32 derajad Celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan sebagai masukan ke rangkaian pengkondisi sinyal seperti rangkaian penguat operasional dan rangkaian filter, atau rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian Analog-to-Digital Converter.



Pembacaan sensor suhu dalam program arduino:
Tegangan yang masuk dikonversi terlebih dahulu menjadi data digital. Arduino yang digunakan adalah Arduino UNO. Pin analog Arduino dapat menerima nilai hingga 10 bit sehingga dapat mengkonversi data analog menjadi 1024 keadaan (210= 1024). Artinya nilai 0 merepresentasikan tegangan 0 volt dan nilai 1023 merepresentasikan tegangan 5 volt. Data yang sebelumnya analog dikonversi menjadi data digital. Proses konversi dari nilai analog menjadi digital ini disebut proses ADC (Analog to Digital Conversion). Bagaimana jika tegangan 5 volt dikonversi menjadi data digital 10 bit?

Artinya setiap 1 angka desimal mewakili tegangan sebesar 0,004887585 volt. Kemudian untuk besar tegangan yang diwakili angka 512 dapat dihitung dengan cara

C.    Driver Motor DC
Pada dasarnya beberapa aplikasi yang menggunakan motor DC harus dapat mengatur kecepatan dan arah putar dari motor DC itu sendiri. Untuk dapat melakukan pengaturan kecepatan motor DC dapat menggunakan metode PWM (Pulse Width Modulation) sedangkan untuk mengatur arah putarannya dapat menggunakan rangkaian H-bridge yang tersusun dari 4 buah transistor. Tetapi dipasaran telah disediakan IC L293D sebagai driver motor DC yang dapat mengatur arah putar dan disediakan pin untuk input yang berasal dari PWM untuk mengatur kecepatan motor DC.
Jika diinginkan sebuah motor DC yang dapat diatur kecepatannya tanpa dapat mengatur arah putarnya, maka kita dapat menggunakan sebuah transistor sebagai driver. Untuk mengatur kecepatan putar motor DC digunakan PWM yang dibangkitkan melalui fitur Timer pada mikrokontroler. Sebagian besar power supply untuk motor DC adalah sebesar 12 V, sedangkan output PWM dari mikrokontroler maksimal sebesar 5 V. Oleh karena itu digunakan transistor sebagai penguat tegangan. Dibawah ini adalah gambar driver motor DC menggunakan transistor.

Gambar 5. Driver Motor DC menggunakan Transistor
Sedangkan jika diinginkan sebuah motor DC yang dapat diatur kecepatan atau arah putarnya maka digunakanlah rangkaian H-brigde yang tersusun dari 4 buah transistor.

Gambar 6. Rangkaian H-Bridge
Dari gambar diatas  jika diinginkan motor DC berputar searah jarum jam maka harus mengaktifkan transistor1 dan transistor4 dengan cara memberikan logika high pada kaki Basis transistor tersebut. Sedangkan untuk berputar berlawanan arah jarum jam maka harus mengaktifkan transistor2 dan transistor 3 dengan cara memberikan logika high pada kaki Basis transistor tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 7. Rangkaian penentuan arah putar
Dari gambar diatas terlihat jelas bahwa dengan mengaktifkan transistor1 dan transistor4 akan menyebabkan motor DC berputar searah jarum jam.  Dimana arus listrik akan mengalir dari power supply (12 V) melalui transistor1, lalu ke motor DC, lalu ke transistor4 dan akan berakhir di ground. Begitu juga sebaliknya untuk putaran berlawanan arah jarum jam.
Sedangkan untuk pengaturan kecepatannya anda dapat menghubungkan output PWM ke kaki basis transistor1 untuk putaran searah jarum jam. Dan untuk putaran berlawanan arah jarum jam, output PWM dapat dihubungkan kekaki basis transistor2.

sumber; http://memorialilmu.blogspot.co.id/2015/02/simulasi-program-automatic-fan_13.html

Rabu, 04 Mei 2016

Mikrokontroller

Mikrokontroler MCS51  
Konsep Dasar  Mikrokontroler

1.1 Struktur Mikrokontroler




Masing-masing  bagian  tersebut  saling  dihubungkan  melalui  internal  bus umumnya terdiri dari 3 bus yaitu address bus, data bus, dan control bus.

Masing-masing bagian memiliki fungsi-fungsi :

  Register :
Register adalah suatu tempat penyimpanan (variabel) bilangan bulat 8 atau 16 bit. Pada umumnya register jumlahnya banyak, masing-masing ada  yang  memiliki  fungsi  khusus  dan  ada  pula  yang memiliki kegunaan  umum.  Register  yang  memiliki  fungsi  khusus  misalnya adalah register timer yang berisi data penghitungan pulsa untuk timer, atau  register  pengatur  mode  operasi  counter (pencacah  pulsa). Sedangkan  register  yang  bersifat  umum digunakan  untuk  menyimpan
Mikrokontroler MCS51  2 data sementara yang diperlukan untuk proses penghitungan dan proses
operasi  mikrokontroler.  Register  dengan  kegunaan  umum  dibutuhkan mengingat  pada  saat  yang bersamaan  mikrokontroler  hanya  mampu melakukan  operasi  aritmetik  atau  logik  hanya  pada satu  atau  dua operand saja. Sehingga untuk operasi-operasi yang melibatkan banyak
variabel  harus  dimanipulasi  dengan  menggunakan  variabel-variabel register umum.

  Accumulator :
Merupakan salah satu register khusus yang berfungsi sebagai operand umum proses aritmetika dan logika.

  Program Counter :
Merupakan  salah  satu  register  khusus  yang  berfungsi  sebagai pencacah/penghitung eksekusi program mikrokontroler.

  ALU (Arithmetic and Logic Unit) :
ALU  memiliki  kemampuan  mengerjakan  proses-proses  aritmatika (penjumlahan,  pengurangan,  perkalian,  pembagian)      dan  operasi logika  (misalnya  AND,  OR,  XOR,  NOT)  terhadap  bilangan  bulat  8 atau 16 bit.
  Clock Circuits :
Mikrokontroler  adalah  rangkaian  logika  sekuensial,  dimana  proses kerjanya  berjalan  melalui sinkronisasi clock.    Karenanya  diperlukan clock circuits yang menyediakan clock bagi seluruh bagian rangkaian.

  Internal ROM (Read Only Memory)  :
Merupakan  memori  penyimpan  data  yang  isinya  tidak  dapat  diubah atau  dihapus  (hanya  dapat dibaca).  ROM  biasanya  diisi  dengan Mikrokontroler MCS51  3 program  untuk  menjalankan mikrokontroler  segera  setelah power dinyalakan,  dan  berisi  data-data  konstanta  yang  diperlukan oleh program. Isi ROM tidak dapat hilang walaupun power dimatikan.

  Internal RAM (Random Access Memory)  :
Merupakan  memori  penyimpan  data  yang  isinya  dapat  diubah  ataudihapus.  RAM  biasanya berisi  data-data  variabel  dan  register.  Data yang  tersimpan  pada  RAM  bersifat  hilang  jika  catu daya  yang terhubung padanya dimatikan.

  Stack Pointer  :
Stack adalah  bagian  dari  RAM  yang  memiliki  metode  penyimpanan dan  pengambilan  data secara  khusus.  Data  yang  disimpan  dan  dibaca tidak  dapat  dilakukan  dengan  metode  acak. Karena  data  yang  masuk ke  dalam  stack  pada  urutan  yang  terakhir  adalah  data  yang  pertama
kali  dibaca  kembali. Stack  Pointer  berisi  offset  dimana  posisi  data stack yang terakhir masuk (atau yang pertama kali dapat diambil).

  I/O  (input/output) Ports  :
Merupakan  sarana  yang  dipergunakan  oleh  mikrokontroler  untuk mengakses  peralatan-peralatan  lain  di  luar  dirinya,  berupa  pin-pin yang  dapat  berfungsi  untuk  mengeluarkan  data  digital  ataupun menginputkan data.

  Interrupt circuits :
Adalah  rangkaian  yang  memiliki  fungsi  untuk  mengendalikan  sinyal-sinyal  interupsi  baik internal  maupun  eksternal.  Adanya  sinyal interupsi akan menghentikan eksekusi normal program mikrokontroler Mikrokontroler MCS51  4 untuk  selanjutnya  menjalankan  sub-program  untuk  melayani  interupsi tersebut. Diagram  blok  tersebut  tidaklah  selalu  sama  untuk  setiap  jenis
mikrokontroler.  Beberapa  mikrokontroler  menyertakan  rangkaian  ADC (Analog  to  Digital  Converter)  di  dalamnya,  ada  pula  yang  menyertakan port I/O serial di samping port I/O paralel yang sudah ada.

1.2. Cara Kerja Mikrokontroler

Prinsip kerja  mikrokontroler adalah sebagai berikut :
1.  Berdasarkan  nilai  yang  berada  pada  register  Program  Counter, mikrokontroler  mengambil  data  pada  ROM  dengan  address sebagaimana  nilai  yang  tertera  pada Program  Counter.  Selanjutnya Program  Counter ditambah  nilainya  dengan  1  (increment)  secara otomatis.  Data  yang diambil tersebut adalah urutan instruksi program pengendali  mikrokontroler  yang  sebelumnya  telah  dibuat  oleh pemakai.
2.  Instruksi tersebut diolah dan dijalankan. Proses pengerjaan bergantung pada jenis instruksi: bisa  membaca, mengubah nilai-nilai pada register, RAM,  isi  port,  atau  melakukan  pembacaan  dan  dilanjutkan  dengan pengubahan data.
3.  Program  Counter telah  berubah  nilainya  (baik  karena  penambahan otomatis sebagaimana pada  langkah 1 di atas atau karena pengubahan pada  langkah  2).  Selanjutnya  yang  dilakukan  mikrokontroler  adalah mengulang  kembali  siklus  ini  pada  langkah  1.  Demikian  seterusnya
 hingga power dimatikan.

Mikrokontroler MCS51  5
Dari  pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  pada  dasarnya  unjuk kerja  mikrokontroler  sangatlah  bergantung  pada  urutan  instruksi  yang dijalankannya, yaitu program yang ditulis di ROM.

          Dengan  membuat  program  yang  bermacam-macam,  maka  tentunya mikrokontroler  dapat  mengerjakan  proses  yang  bermacam-macam  pula. Fasilitas-fasilitas  yang  ada  misalnya timer/counter,  port  I/O,  serial  port, Analog  to  Digital  Converter (ADC)  dapat  dimanfaatkan  oleh  program untuk  menghasilkan  proses  yang  diinginkan.    Misalnya  saja  ADC dipergunakan  oleh  sebuah  mikrokontroler  pengendali  alat  ukur  digital untuk  mengukur  tegangan  sinyal  input.  kemudian  hasil  pembacaan  ADC diolah untuk kemudian dikirimkan ke sebuah display yang terhubung pada port  I/O,  menampilkan  hasil  pembacaan  yang  telah  diolah.  Proses pengendalian  ADC,  pemberian  sinyal-sinyal  yang  tepat  pada  display, kesemuanya  dikerjakan  secara  berurutan  pada  program  yang  ditulis  di ROM. Penulisan  program  mikrokontroler  pada  umumnya  adalah  menggunakan bahasa  assembly  untuk  mikrokontroler  yang  bersangkutan  (setiapmikrokontroler  memiliki  instruksi  bahasa  assembly  yang  berlainan).

           Kemudian  dengan  bantuan  sebuah  komputer,  bahasa  assembly  tersebut diubah  menjadi  bahasa  mesin  mikrokontroler,  dan  disalin  ke  dalam  ROM mikrokontroler. Pada buku ini akan dibahas mikrokontroler dari keluarga MCS-51, dengan beberapa  contoh  aplikasi  sederhana.  Selanjutnya  dari  pengertian  yang didapat,  diharapkan  pembaca  dapat  mengembangkan  sendiri  aplikasi-aplikasi lain sebagaimana yang diinginkan.

Teknik Interface ( Antarmuka )

         Di dalam suatu komputer dikenal adanya istilah CPU, memory, dan I/O (Input-Output). Semuanya merupakan bagian dasar dari sistem komputer dimana antara bagian-bagian tersebut dihubungkan dengan jalur-jalur yang lebih dikenal dengan istilah bus, seperti gambar 1 Diagram blok sistem komputer.

Gambar 1.  Diagram Blok Sistem Komputer

          Dari diagram blok tersebut terlihat bahwa CPU memegang peranan penting dan berfungsi sebagai sumber sinyal kontrol READ, WRITE, IN, dan OUT. CPU ini memberikan address untuk mengalamati semua memory dan I/O yang dipakai. Arah data dari CPU ke memory atau I/O ditentukan oleh instruksi Kontrol dari CPU ke memory atau I/O.
          Untuk CPU yang menggunakan mikroprosessor Intel (8088 sampai Pentium), instruksi kontrol untuk memory dan I/O berbeda, yaitu READ dan WRITE untuk memory, serta IN dan OUT untuk I/O. I/O dipergunakan untuk mentransmisikan data dari luar ke CPU (input) atau sebaliknya, dari CPU ke luar (output).
          Untuk menghubungkan  I/O pada suatu Personal Computer (PC) diperlukan INTERFACE (antarmuka). Interface pada PC ada yang sudah tersedia, seperti Port paralel, Port Serial, dan USB dan ada yang berupa card yang dihubungkan lewat Slot ISA maupun PCI.

1.2  Slot dan Port
ISA (Industrial Standard Architecture) adalah salah satu slot yang tersedia pada suatu komputer untuk mentransfer data. Piranti I/O atau interface card dapat dipasang pada slot ISA untuk dapat menghubungkan komputer dengan peralatan I/O. Slot ISA yang terpasang pada motherboard komputer bisa dipakai untuk 8-bit yang merupakan subset dari ISA 16-bit, seperti gambar 2 di bawah ini. Untuk rangkaian interface sederhana cukup memanfaatkan ISA 8-bit.


Gambar 2.  Slot ISA 16-bit

Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa slot ISA 8-bit terdiri dari 62 pin konektor yaitu A1 s/d A31 dan B1 s/d B31 (31 pin x 2 baris) dan slot ISA 16-bit diperluas menjadi 98 pin yaitu C1 s/d C18 dan D1 s/d D18 (+ 18 pin x 2 baris). Pada komputer generasi Pentium dan sebelumnya dapat ditemukan beberapa slot ISA namun pada komputer modern saat ini hanya tersedia 1 slot ISA karena sudah diganti oleh slot lain yang lebih cepat dan dapat mengakses data mulai dari 32-bit keatas. Untuk card yang tidak menuntut kecepatan tinggi seperti sound card dan keperluan khusus lainnya seperti membuat interface card untuk aplikasi sederhana maka bisa memakai satu slot ini.

1.2.2  Slot PCI
PCI (Peripheral Component Interconnect) adalah slot transfer data paket 64-bit dan awalnya dibuat dalam paket 32 bit sebagai pengganti slot EISA (Extended ISA) 16-bit. Bus PCI beroperasi pada 33 MHz dan dapat mentransfer data sebesar 32-bit setiap pulsa clock. Bus PCI memiliki semua sinyal ISA sehingga dimungkinkan untuk mengemulasi peralatan yang lebih tua, seperti gambar 3. Controler disk PCI merupakan suatu contoh yang bisa merespon alamat yang sama serta membangkitkan interupsi controler disk lama yang dimengerti oleh BIOS. PCI dioperasikan dalam modus Plug and Play (PnP).




Gambar 3. Sinyal Pin-pin PCI

1.2.3  Port  Paralel
Awalnya Port Paralel digunakan untuk menghubungkan komputer dengan printer jenis dot matrix dengan panjang kabel maksimum 2 meter. Dengan perkembangan teknologi komputer (sesuai standard IEEE), maka sistem pensinyalan standar interface paralel dua arah yang dirilis tahun 1994 dengan transfer data hingga 1 MBps dan panjang kabel maksimum 10 meter. Komunikasi dua arah (bi-directional) saat ini dipakai pada printer yang include scanner. Konektor Port Paralel dikemas dalam konektor DB-25 yang banyak dipakai pada komputer IBM PC, seperti gambar 4. Pin-pin konektor DB-25 hanya menggunakan 17 pin (data 8-bit, status 5-bit dan kontrol 4-bit) untuk saluran pembawa informasi dan yang berfungsi sebagai ground 8 pin (pin 18 s/d pin 25). Bit control dan bit status berfungsi dalam handshaking (jabat tangan) dalam proses penulisan data ke port parallel.  

Gambar 4. Konektor DB-25 Betina yang Terpasang pada IBM PC


1.2.4  Port  Serial dan USB
Pada Mikroprosesor, data diolah secara paralel maka data yang ke atau dari port serial harus dikonversikan dulu dari atau ke bentuk data paralel dengan IC UART RS-232. Dengan begitu, banyak register UART  yang harus ditangani untuk dapat mentransfer data secara serial. Kelebihan port serial dari port paralel adalah hanya membutuhkan kabel yang sedikit dan jangkauan kabel dapat lebih panjang. Hal ini dapat dilakukan karena di transmisinya mempunyai tegangan yang lebih besar dengan rentang -25 s/d +25 Volt sehingga kehilangan data pada kabel yang panjang dapat dihindari. Adapun konektor port serial adalah DB-9 Jantan yang terpasang pada komputer IBM PC, seperti pada gambar 5.



Gambar 5. Konektor DB-9 Jantan yang Terpasang pada IBM PC

Port serial dimungkinkan untuk menggunakan sinar infra-merah (pemancar dan penerima)  dalam mentransfer data secara serial, 1 bit per satu kali transfer data, maka akan lebih murah. Banyak mikrokontroler menggunakan SCI (Serial Communication Interface) untuk mentransferkan datanya.
USB (Universal Serial Bus) adalah sistem yang sama dengan port serial yaitu mentransfer data secara serial tetapi diperuntukkan dalam hal mentransfer data kecepatan tinggi (480 Mbit/s) seperti transfer data PC ke atau dari line telepon dalam aplikasi jaringan (internet).  Saat ini selain USB sering dipakai oleh flashdisk juga Printer dan scanner yang berkecepatan tinggi sudah banyak beralih dengan mentransfer datanya lewat USB. Karena kelebihan USB dalam mendukung plug 'n' play dengan load dan unload driver yang dinamis. Dengan menghubungkan piranti USB ke dalam bus, host (komputer) akan mendeteksi kehadiran piranti ini, mengeceknya dan memasang driver yang diperlukan. Adapun konektor USB yang terpasang pada komputer IBM PC, seperti pada gambar 6.


Gambar 6. Konektor USB yang Terpasang pada IBM PC

          USB saat ini juga banyak dipakai untuk hubungan ke piranti berukuran kecil, seperti handphone, Camera, dan PDA.

Mikroprosessor

           Mikroprosesor 8088 adalah mikroprosesor yang mempunyai dua pilihan operasi yaitu dalam sistem minimum atau sistem maksimum. Perbedaan utama dalam dua pilihan ini adalah mikroprosesor pada sistem minimum tidak menggunakan IC co-processor 8087 dan sebaliknya mikroprosesor pada sistem maksimum memakai IC co-processor 8087. Sistem minimum 8088 selain perangkat hardware juga memerlukan perangkat software  untuk menjalankan sejumlah instruktur program dan data.
           Mikroprosesor 8088 merupakan prosesor dengan register internal 16 bit yang dapat menangani peripheral 8 bit. Pada saat mikroprosesor 8088 diproduksi dengan kemampuan peripheral 8 bit dan sesuai kebutuhan pasar industri saat itu yang baru membutuhkan peripheral 8 bit sehingga mikroprosesor 8088 lebih dikenal daripada mikroproses 8086.
           Mikroprosessor 8088 maupun 8086 mempunyai kelebihan dibandingkan prosesor lainnya seperti Zilog, Motorola dan lain-lain karena memiliki instruksi transfer data yang jauh lebih lengkap dan dapat mengakses  memori sebesar 1 Mega byte. Selain itu, setiap instruksi pada 8088 dapat dilaksanakan pada 8086 dan sampai mikroprosesor saat ini yang banyak dipakai di PC yang berstandardkan prosesor Intel tanpa ada perubahan sama sekali.
Adapun perangkat sistem minimum 8088 yaitu:
a.   Unit CPU ( Central Processing Unit ) yaitu tempat pengolahan data berupa operasi logika maupun operasi arithmatik yang dilakukan dalam  register-register 16 bit, antara lain register dasar AX,B X, CX, DX; register Pinter dan Index SI, DI, SP,BP; Register Segment CS, DS, SE, SS dan Register Flag IP. Rangkaian mikroprosesor 8088 dilengkapi dengan:
a.   IC 8284 yang merupakan Generator Sinyal Persegi dan rangkaian kristal serta rangkaian Reset.
b.   Rangkaian Buffer menggunakan IC 74LS240 yang berfungsi menaikkan Fan-out bus data receiver maupun transmiter untuk dibebani ke rangkaian aplikasi atau slot-slot pengembangan.
c.   Rangkaian Latch menggunakan IC 74LS373 yang berfungsi untuk menahan bit-bit address A7 – A0 yang multipleks dengan data.
d.   Rangkaian dekoder untuk sinyal kontrol RD & WR menggunakan IC 74LS138 yang menghasilkan sinyal kontrol memori MEMR & MEMW dan sinyal kontrol I-O IOR & IOW.
b.   Unit Memori (RAM dan ROM) yaitu ROM 2716, 2732, 2764 atau 27128 digunakan sebagai tempat penyimpanan data / program  secara permanan dan RAM 6116 6232, 6264, atau 62128 digunakan sebagai tempat penyimpanan data sementara selama CPU tidak diReset atau tegangan supply tidak putus. Untuk saat ini, ROM bersifat EEPROM yaitu data / program dapat ditulis dan dihapus dengan memberikan suatu tegangan tertentu ke IC tersebut. Unit memori dilengkapi dengan rangkaian dekoder IC 74LS139 atau 74LS138 untuk menghasilkan sinyal kontrol CS (chip select) bagi RAM dan ROM.
c.   Unit Input Output (PPI 8255, PIT 8253, PIC 8259 maupun AD/DA Converter) yaitu digunakan mikroprosesor untuk dapat berhubungan dengan peripheral luar seperti switch, keypad, 7-segment, Dot-matrik, LCD, motor DC dan lain-lain. Unit I-O dilengkapi dengan rangkaian dekoder IC 74LS139 atau 74LS138 untuk menghasilkan sinyal kontrol CS (chip select) I/O.
Sedangkan perangkat lunak (software) adalah berupa program yang terdiri dari instruksi dan data. Untuk mikroprosesor 8088 menggunakan program assembler 8088 versi DOS atau dapat menggunakan versi baru yaitu versi windows simulator asm86.
Adapun diagram blok sistem minimum mikroprosesor 8088 adalah seperti gambar 1. Dari gambar 1 terlihat bahwa kapasitas memori maksimum adalah 1 Mbyte atau dapat dihitung dari kombinasi pin address sejumlah 20 bit (A0 s/d A19).
Gambar 1 Diagram Blok Sistem Minimum Mikroprosesor 8088



Mikroprosessor dan Antarmuka

Bahan Kuliah
"Mikroprosessor dan Antarmuka"
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik 
Universitas Andalas
Padang
2016


Referensi;
Darwison. 2010.  Teknik Interface (antarmuka) : Perancangan Hardware dan Simulasi Software Serta Aplikasinya" . ISBN:978-602-9081-10-7. Padang :CV Ferila.
Darwison. 2007. ”Teori,Rancangan,Simulasi dan Aplikasi Mikroprosesor dan Mikrokontroller " . ISBN:978-602-9487-09-1.  Padang:CV Ferila.